Jabar--Proyek Universitas Islam Internasional Indonesia atau UIII, yang berada di wilayah Cisalak, Depok hingga kini masih menyisakan polemik yang belum terselesaikan. Utamanya adalah soal uang kerohiman pada sejumlah warga yang terdampak pembangunan tersebut.
Disisi lain, warga sadar bahwa lahan garapan yang ditempati selama bertahun-tahun ini adalah milik negara. Bahkan, mereka pun secara terangan-terangan siap mendukung adanya proyek UIII.
Namun sayangnya, menurut mereka uang kerohiman yang akan diberikan oleh pihak terkait angkanya masih kurang pantas. Ada sekira 25 Kepala Keluarga (KK) di wilayah itu yang merasa keberatan dengan hitung-hitungan tim apresial.
"Sangat wajar masyarakat keberatan dengan jumlah uang kerohiman. Itu karena angkanya sangat jomplang antara satu dengan yang lainnya,” kata Syeikh Nur Alif Fikri kepada Awak Media di Depok, Kamis (13/02/2022)
"Adapun kejanggalan yang dimaksud, jelas Cicit Prabu Kian Santang ini, misalkan uang kerohiman untuk lahan seluas 1 hektar dengan lahan sekira 1000 meter persegi nilainya sangat jauh berbeda.“Yang lahannya satu hektar hanya diberikan Rp 215 juta, sedangkan yang 1000 meteran dikasih Rp 527 juta, ini kan aneh. Jadi dasar penghitungan kerohiman apa kita juga bingung,”tuturnya.
Padahal, lanjut Syeikh Nur Alif, jika dilihat kondisi di lapangan, lahan yang seluas 1 hektar itu banyak ditumbuhi pohon jati, pohon sengon dan buah-buahan sampai sayur mayur. “Ada yang buka lapak daging, di sini ada sapi dan kambing. Lahannya 3000 meteran. Nah cuma dinilai Rp 50 juta-an,” tutur Syeikh Nur Alif
Syeikh Nur Alif berharap, uang kerohiman itu bisa kembali ditinjau sehingga warga yang terdampak atas proyek ini bisa angkat kaki dengan hati tenang.“Saya inikan prihatin, ya paling tidak mereka bisa buat kandang berikutnya. Kalau dilihat dari angka yang dituliskan boro-boro buat kandang,” keluhnya
Ia menambahkan, sejak pihaknya intens melakukan sosialisasi, situasi saat ini semakin kondusif. Bahkan, warga pun telah ikhlas dan siap mendukung kebijakan proyek strategis nasional tersebut.“Kami sangat mendukung proyek UIII, itukan Universitas Islam kelas dunia agar generasi bangsa kita bisa lebih baik,” ujarnya.
“Tapi mereka inikan usaha disini paling tidak bisa mengentaskan kemiskinan. Nasib karyawan harus diperhitungkan juga. "Tegasnya
Lipsus: Jalal